Sebelum Anda berspekulasi lebih jauh, tolong baca post "Biru, Warna yang Menghiasi Kehidupan Saya" dan "Tentang Biru (lagi)" juga ya :)
Hmmm
Saya pernah berpikir, mungkin nantinya saya akan menghabiskan sisa hidup saya dengan Biru. Hahaha terlalu dini mungkin untuk memikirkan kemungkinan yang seharusnya masih panjang tersebut.
Sampai sekarang saya masih terkejut ketika menyadari bahwa saya sudah tidak punya tempat untuk pulang. Biru sudah hilang. Rumah saya, juga hilang.
Tahun-tahun pertama kami berjalan baik. Segala pertengkaran bisa diatasi dengan baik. Saya yang mudah ngambek diimbangi dengan Biru yang Super Duper Pengalah. Saya bisa pastikan dia adalah pria tersabar yang pernah mengisi kehidupan saya hingga saya menulis tulisan ini.
Namun, menginjak tahun ketiga, mungkin beberapa orang mempunyai batas toleransi kesabaran. Biru sudah mempunyai cara jitu ketika saya tidak puas dengan apa yang terjadi dan memutuskan untuk ngambek. Biru akan mendiamkan saya dengan waktu yang sangat lama, hingga akhirnya, pikiran saya menjadi jernih dan kami akan berbaikan lagi. Sayangnya, saya benci dengan situasi tersebut. Saya benci tak diacuhkan dengan waktu berminggu-minggu. Saya butuh perhatian.
Di saat saya sedang butuh perhatian itu, batin saya bertanya. Apakah Biru adalah pria yang paling baik bagi kehidupan saya? Apakah saya sudah yakin dengan Biru hingga saya menutup mata dan telinga saya untuk pria lain? Bagaimana jika ternyata di luar sana ada pria yang lebih baik dari Biru. Pikiran saya berkecamuk. Saya memilih untuk mengambil keputusan besar dalam kehidupan saya. Putus.
Biru ingin kembali. Namun, saya hanya ingin memastikan apakah Biru adalah yang terbaik? Saya ingin membuka semua indera saya untuk melihat dengan jernih. Batin saya ingin melihat sekeliling. Benarkah Biru adalah “the one”? Itu adalah pertanyaan terbodoh yang seharusnya tak pernah terucap.
Saya sempat dekat dengan seorang laki-laki lain.
Saya menyadari kekosongan yang diciptakan oleh Biru bisa diisi dengan seseorang yang lain. Namun, saya mungkin tersadar ada yang aneh dalam hubungan itu. Tidak ada yang salah dalam hubungan itu. Tapi saya merasa hancur, seseorang yang datang untuk mengisi ruang kosong dengan box-box kenangan, namun dia pula yang menghancurkan ruang yang dia isi dengan box-box kenangan yang ia bawa. Hancurnya saya saat itu seperti seharusnya saya tak mencoba menukar berlian dengan sebuah batu.
Saya menyesal. Saya ingin pulang. Egois memang. Saya menyadari bahwa saya adalah bayi kecil yang menangis untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Saya sadar, tidak bisa semudah itu.
Saya menemukan quote di twitter yang isinya kira-kira begini; “When you have something good, don't go looking for something better..." Quote itu benar menurut saya, jika Anda sudah merasa cocok, jangan pernah lepaskan, atau Anda akan menyesal.
Sekarang sudah terlambat. Now, I have nothing. Nothing’s left. Biru sudah menemukan seseorang yang pasti adalah gadis paling beruntung selanjutnya.
Saya hanya bisa memahami semua ini dari jauh. Berharap yang terbaik untuk semuanya. Dan untukmu Biru, dengan doa tertulusku, semoga kamu bahagia :]
Pengurus HIMA D3 Perpajakan
9 years ago


0 comments:
Post a Comment