Copyright © peefrizky
Design by Dzignine
Sunday, December 1, 2013

Pacaran. Harus?

Pernah nggak sih lo mikir, kenapa kita mesti pacaran? Maksudnya kenapa harus pacaran kalau cuma buat ngejalanin sesuatu yang bisa lo jalanin dengan temen lo sendiri? Hang out, makan, cheerful texts, nonton. Setelah iseng-iseng survey, ada yang bilang karena rasa ingin memiliki. Kadang, ketika kita punya mainan yang kita suka banget, kita bakal put a label on it “this is mine". Karena bagi sebagian orang, berbagi mainan nggak pernah jadi hal yang menyenangkan. Apalagi untuk berbagi orang yang kita sayang. Mungkin mereka butuh label lagi. Pacaran.

Kadang gue ngerasa (kalau dipikir-pikir lagi) pacaran sama temenan dikit bedanya. Mereka yang pacaran mungkin seperti temen yang "lebih sering" ngabisin waktu bareng berdua. Misalnya temen yang lebih sering jalan, temen yang lebih sering nonton, atau temen yang lebih sering smsan.


Mungkin sekilas gue seperti orang yang pro sama HTS atau PHP ya? Hahaha. Enggak kok. Gue sih masih seperti orang kebanyakan. Cewek mana sih yang ga butuh kepastian. Pasti kebanyakan cewek butuh tempat bersandar. Sebuah peluk tempat buat membenamkan wajah dan mengadu keluh kesah. Klise. Tapi jujur bagi gue, itu adalah tempat ternyaman.


Perbedaan tipis antara "berteman" dan "pacaran" yang hanya soal status itu kadang bisa jadi alibi bagi sebagian orang buat menghibur diri. Mereka (termasuk gue. *akhirnya*) suka menghibur diri. Engga papa deh elo-gue ga ada status, yang penting selama elo masih ada ga masalah buat gue. Prinsip “yang penting elo ada itu cukup” sebenernya agak agak rawan sih. Emang lo pernah tanya sama diri lo, terus kalo suatu saat dia ilang gimana nyet?


Sah-sah aja sih elo nggak ada status, secara kalo kayak gini aja udah happy kenapa harus dibikin ribet. Biasanya sih kebanyakan ribetnya gini:
  1.  “Gue nggak punya cukup keberanian buat tanya. Gengsi dong, gue kan cewek.”
  2.  “Gue nggak bakal mulai tanya titik. Yaudah kalo dia nggak mulai ya kita nggak bakal jadian.”
  3. “Apa jangan-jangan selama ini gue yang kege’eran ya? Kok dia nyante-nyante aja.” 
  4. “Ntar kalo gue tanya kejelasan hubungan ini, bisa-bisa gue malah kehilangan dia.”
Ribet ye? Emang. Lebay? Emang. That’s why we called women. Kalo kata temen sih, yaudah lah, if its meant to be it will be.

Dear girls, bukan berarti gue menyarankan hts loh, bukan. Sekali lagi bukan. Bersabarlah. Ikutin aja alurnya, semakin kenal sama dia, bisa kenal sama lebih banyak karakter orang dan semakin banyak pelajaran yang bisa didapet. Don’t take it seriously. We’re still young babe. Tapi gimana kalo ternyata dia cuman anggep ini kayak main game? Show him the rules! Tunjukin cara mainnya.

Lalu tiba pada akhirnya kesabaran mulai terkikis. Capek ya? Udah mulai makan ati ya? Nggak bisa jealous ya? Hahahaha. Ini penutupnya. Setelah elo nyenengin maunya, sekarang giliran nyenengin diri sendiri. Ada kalanya lo akan mulai lelah. Bukan asal menunggu tanpa ujung yang gue maksud di paragraf di atas. Tapi menunggu yang punya deadline. Mau makan ati terus? Mau pengen jealous terus tiba-tiba di smash sama kalimat “emangnya lo siapa gue?”

Elo tau kapan harus berhenti berjuang. Kalo cuman elo yang berjuang itu namanya jatuh cinta sendirian sis. Lagian, kalo dia emang nggak nembak-nembak juga berarti nggak sayang-sayang amat sih. Atau mungkin dia sebenernya lagi nungguin yang lain? Hiiiii. Oh iya, jangan menutup mata dan hati juga ya, karena nggak menutup kemungkinan saat elo dengan kesabaran luar biasa nungguin dia, seseorang dengan kesabaran tanpa batas sedang nungguin elo juga.

Ada dua pilihan bagi elo. Pertama liat gambar, yang kedua ada quote dibawahnya. You decide. :)


Atau

“Bersabarlah, karena akan ada hadiah tersendiri bagi mereka yang mau bersabar.”
Tuesday, November 5, 2013

500 Days of Summer Favorite Scene

 500 Days of Summer. Mungkin beberapa diantara kita semua ada yang sudah pernah liat film ini. Mungkin satu, dua atau puluhan kali. Oke, puluhan kali, lebay sih , but I did. Cerita film ini cukup kuat. Chemistry hubungan pemeran utama di film ini kuat banget walaupun di awal film narator udah bilang “this is not a love story”. Kesegaran cerita yang ditawarkan nggak bakal bikin bosan menonton film ini berulang-ulang.

Banyak keunikan yang ditawarkan film ini. Emosi penonton dibawa naik turun dengan alur yang maju mundur selama film ini diputar. 500 Days of Summer menampilkan dua sosok berbeda yang diperankan oleh kedua pemeran utama yaitu Tom Hansen sebagai seorang laki-laki yang sangat percaya dengan adanya true-love dan menyadari hidupnya hanya akan bahagia setelah dia menemukan “the one” dan Summer Finn sebagai seorang perempuan yang sama sekali tidak percaya dengan cinta.

Film ini cukup jenaka untuk menyindir kehidupan cinta orang seperti Tom si hopeless romantic yang sangat sensitive untuk urusan cinta dan Summer yang tidak pernah peduli dengan cinta dan hanya menganggap hubungan yang dia jalani adalah sebatas have fun saja. Bisa jadi Summer Finn terserang syndrome Commitment Issues karena efek perceraian kedua orang tuanya. Perbedaan jelas watak keduanya bisa dilihat dari pembicaraan Tom, Summer dan McKenzey sewaktu di bar tempat Millie mengadakan pesta ketika Tom ingin merubah sudut pandang Summer dengan mengatakan “It’s love, it’s not Santa Claus

Beberapa adegan berikut adalah adegan favorit penulis karena sedikit banyak mewakili kisah pribadi penulis *curhat* muahaha. Yang pertama adalah adegan ketika Tom dan Summer berada dalam satu mobil untuk pergi menonton bioskop. Tom yang sebelumnya takut bertanya kejelasan hubungan mereka karena takut menghancurkan semuanya didesak oleh Rachel, adiknya agar menanyakan kejelasan hubungan mereka akhirnya memberanikan diri untuk bertanya pada Summer tentang hubungan mereka yang seperti orang pacaran namun tidak terikat oleh status apapun.


Summer memang tidak secara terang-terangan menjawab iya ataupun tidak. Karena begitulan watak Summer yang ada di film ini. She’s a free and independent woman. Summer seorang yang bebas dan tidak ingin terikat apapun karena ia hanya melakukan sesuatu yang ia sukai. Dia akan melakukan apapun itu sepanjang dia senang. Hal ini membuat Tom frustasi menjalani kehidupan dengan seseorang yang berbeda jauh prinsip hidup dengannya.

Adegan selanjutnya adalah ketika Summer mendatangi apartemen Tom untuk meminta maaf karena mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak ia ucapkan yaitu kalimat “we’re just friends” tentang hubungan mereka selama ini yang membuat mereka bertengkar hebat. Tom menengahi pertengkaran itu dengan adegan dibawah ini


Tom menyadari kalau dia tidak bisa memaksakan kejelasan dalam hubungan mereka karena Summer tidak bisa terikat. Akhirnya dia mengalah dan mereka tidak perlu memberi “label” dalam hubungan mereka. Tapi Tom hanya meminta konsistensi dalam hubungan mereka karena Tom takut akan ditinggal oleh Summer dengan tiba-tiba suatu saat nanti.

Well, film ini sungguh menarik disamping cerita yang bikin penulis curcol dikit –oke ralat enggak dikit, banyak-.

Ending film ini mungkin akan membuat seluruh kaum hawa di planet bumi berpihak pada Tom karena pada ending film ini Summer secara mengejutkan menikah dengan pria lain yang melamarnya di kedai kopi sesaat setelah Summer dan Tom merenggang. Inti film ini dibuka di percakapan keduanya ketika mereka bertemu di bangku taman favorit mereka dulu. Miris ketika Tom mengeluarkan kalimat “You never wanted to be anybody’s girlfriend and now you’re somebody’s wife” Jadi ternyata, Tom telah berhasil merubah prinsip Summer tentang takdir cinta dan true love walaupun bukan Tom yang menjadi takdir cinta Summer. Tom akhirnya mengikhlaskan Summer dan berharap Summer bahagia dengan pernikahannya. What a super-sad story.

Tom mulai merubah pemikirannya yang sedikit menye tentang cinta dan lebih objektif lagi. Hingga akhirnya dia bertemu dengan gadis manis bernama Autumn di scene akhir, dan dia benar-benar tau apa yang harus dia lakukan.

Friday, June 28, 2013

Membangun tembok diatas lumpur

Dulu, jatuh cinta itu menyenangkan
Dulu, jatuh cinta itu seperti terbang tinggi
Bebas dan lepas, tanpa keraguan

Baru baru ini saya belajar banyak
Banyak yang diluar mimpi mimpi yang dulu saya percayai

Dulu saya percaya hubungan yang sudah dijaga bertahun tahun itu akan berakhir bahagia
Tapi salah
Dulu saya membayangkan bagaimana hubungan itu berakhir
Tapi tak pernah bisa
Sekarang ketika semuanya berakhir saya hanya bisa melihat semua yang sudah dibangun runtuh, tak bersisa.

Banyak orang orang yang percaya saya akan membangun lagi semuanya dari awal diatas hati yang sama, tapi mungkin susah rasanya.
Seperti menumpuk batu bata di atas lumpur, tidak akan kuat, bisa hancur kapan saja
Bukankan membangun apapun diatas lahan yang sudah tidak kokoh lagi akan percuma?
Sunday, January 27, 2013

PHP dan Permasalahannya

 Zaman makin berkembang, perbendaharaan kata juga semakin luas. Banyak muncul kata-kata baru, dan yang paling hot saat ini adalah PHP alias Pemberi Harapan Palsu.
PHP merupakan seorang subjek, yang bagi sebagian orang merupakan kambing hitam atas lahirnya Kasih Tak Sampai alias cinta bertepuk sebelah tangan. Mengapa itu bisa terjadi? Bagi sebagian orang, PHP dianggap harus bertanggung jawab atas tumbangnya perasaan seseorang karena merasa pernah melambung oleh harapan-harapan yang diterbangkan sang Pemberi Harapan (Palsu).



      Dear, manusia yang merasa menjadi korban PHP. Ada 3 kemungkinan kenapa PHP itu bisa terjadi.
  • Kemungkinan Pertama
Ada opini mengatakan, “Tak ada korban PHP yang tak ke-GR-an” Artinya di opini ini, menganggap bahwa sebenarnya si PHP ini nggak salah. Mereka dianggap “hanya” berusaha baik. Dan sebelum mereka berusaha baik, mungkin sudah ada rasa yang tercipta di hati sang korban.
Jadi, si korban sudah mempunyai perasaan yang lebih pada sang tersangka. Namun, sang tersangka hanya berusaha baik tapi si korban salah mengartikan dan menganggap seluruh kebaikan tersangka ada niat lebih. Padahal tidak, tersangka hanya murni berusaha baik.
 
  • Kemungkinan Kedua
Memang murni kasus PHP. Maksudnya??? Udah smsan, bbman, telpon-telponan, sayang-sayangan, bebeb-bebeban, nonton bareng, jalan bareng, tapi hasilnya nothing. Waktu ditembak, si target bilang lebih nyaman temenan atau ujung-ujungnya jadian sama orang lain. Wth?!?
Ini kisah kejam. Dengan kejadian ini, sebenernya mata kalian telah dibukain tentang bagian dari dirinya. Mungkin aja mereka sengaja deket cuman pengen ditraktir makan, nonton atau bisa juga mereka bisa masuk kategori nggak setia karena pergi seenak udelnya waktu ada orang baru yang datang. Hihihi.
 
  • Kemungkinan Ketiga  
Nah, ini agak netral. Kasusnya hampir sama dengan kemungkinan kedua tapi faktor tidak sengaja lebih dominan. Kalian berdua bener-bener udah deket banget kayak hampir pacaran. Tapi tiba-tiba dia menghilang. Ada sesuatu yang kerasa hilang. Kenapa ya?
Bisa jadi, penyebab kalian nggak jadi pacaran bisa timbul karena dari dalam diri kalian sendiri juga. Kalian yang udah mesra banget terus salah satu atau salah dua diantara kalian menemukan ketidakcocokan dari masing-masing individu. Nah, mundur perlahan pun terjadi. Sebenernya, nggak ada php di bagian ini. Ya begitulah pdkt, bisa jadian atau cuman temenan. Ada quote dari film 500 Days of Summer yang isinya begini:
People change, feelings change. It doesn’t mean that love once shared wasn’t true and real. It simply just means that sometimes when people grow, they grow apart
  

Jadi, bagaimana kiat agar terhindar dari yang namanya PHP?
Simpel. Ketika kamu udah suka sama orang dan kalian tengah dekat, usahakan kamu bisa mengontrol perasaanmu sendiri dan nggak usah berharap yang muluk-muluk karena perhatian kecilnya. Bisa jadi dia memang dasarnya baik hati ke semua orang. Lalu, berilah yang terbaik dari dirimu, tapi jangan mengharapkan sesuatu itu kembali. Kalau kamu ngasih dia perhatian, atau bahkan barang, namun kamu pingin “dia” sebagai imbalannya, itu berarti kamu belum tulus.
Jangan pernah berharap terlalu tinggi. Lihat siapa saja yang dekat dengan dia, bagaimana perlakuan dia ke orang lain dibandingin ke kamu. Jalani saja, let it flow. Santai bro, sis, jodoh nggak kemana. “If it’s meant to be, it will be