Banyak keunikan yang ditawarkan film ini. Emosi penonton dibawa naik
turun dengan alur yang maju mundur selama film ini diputar. 500 Days of Summer
menampilkan dua sosok berbeda yang diperankan oleh kedua pemeran utama yaitu
Tom Hansen sebagai seorang laki-laki yang sangat percaya dengan adanya
true-love dan menyadari hidupnya hanya akan bahagia setelah dia menemukan “the
one” dan Summer Finn sebagai seorang perempuan yang sama sekali tidak percaya
dengan cinta.
Film ini cukup jenaka untuk menyindir kehidupan cinta orang seperti Tom
si hopeless romantic yang sangat sensitive untuk urusan cinta dan Summer yang tidak
pernah peduli dengan cinta dan hanya menganggap hubungan yang dia jalani adalah
sebatas have fun saja. Bisa jadi Summer Finn terserang syndrome Commitment
Issues karena efek perceraian kedua orang tuanya. Perbedaan jelas watak
keduanya bisa dilihat dari pembicaraan Tom, Summer dan McKenzey sewaktu di bar tempat
Millie mengadakan pesta ketika Tom ingin merubah sudut pandang Summer dengan mengatakan
“It’s love, it’s not Santa Claus”
Beberapa adegan berikut adalah adegan favorit penulis karena sedikit
banyak mewakili kisah pribadi penulis *curhat* muahaha. Yang pertama adalah
adegan ketika Tom dan Summer berada dalam satu mobil untuk pergi menonton
bioskop. Tom yang sebelumnya takut bertanya kejelasan hubungan mereka karena
takut menghancurkan semuanya didesak oleh Rachel, adiknya agar menanyakan
kejelasan hubungan mereka akhirnya memberanikan diri untuk bertanya pada Summer
tentang hubungan mereka yang seperti orang pacaran namun tidak terikat oleh
status apapun.
Summer memang tidak secara terang-terangan menjawab iya ataupun tidak.
Karena begitulan watak Summer yang ada di film ini. She’s a free and independent
woman. Summer seorang yang bebas dan tidak ingin terikat apapun karena ia hanya
melakukan sesuatu yang ia sukai. Dia akan melakukan apapun itu sepanjang dia
senang. Hal ini membuat Tom frustasi menjalani kehidupan dengan seseorang yang
berbeda jauh prinsip hidup dengannya.
Adegan selanjutnya adalah ketika Summer mendatangi apartemen Tom untuk
meminta maaf karena mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak ia ucapkan yaitu
kalimat “we’re just friends” tentang hubungan mereka selama ini yang membuat
mereka bertengkar hebat. Tom menengahi pertengkaran itu dengan adegan dibawah
ini
Tom menyadari kalau dia tidak bisa memaksakan kejelasan dalam hubungan
mereka karena Summer tidak bisa terikat. Akhirnya dia mengalah dan mereka tidak
perlu memberi “label” dalam hubungan mereka. Tapi Tom hanya meminta konsistensi
dalam hubungan mereka karena Tom takut akan ditinggal oleh Summer dengan
tiba-tiba suatu saat nanti.
Well, film ini sungguh menarik disamping cerita yang bikin penulis curcol
dikit –oke ralat enggak dikit, banyak-.
Ending film ini mungkin akan membuat seluruh kaum hawa di planet bumi
berpihak pada Tom karena pada ending film ini Summer secara mengejutkan menikah
dengan pria lain yang melamarnya di kedai kopi sesaat setelah Summer dan Tom
merenggang. Inti film ini dibuka di percakapan keduanya ketika mereka bertemu
di bangku taman favorit mereka dulu. Miris ketika Tom mengeluarkan kalimat “You
never wanted to be anybody’s girlfriend and now you’re somebody’s wife” Jadi
ternyata, Tom telah berhasil merubah prinsip Summer tentang takdir cinta dan
true love walaupun bukan Tom yang menjadi takdir cinta Summer. Tom akhirnya
mengikhlaskan Summer dan berharap Summer bahagia dengan pernikahannya. What a
super-sad story.
Tom mulai merubah pemikirannya yang sedikit menye tentang cinta dan
lebih objektif lagi. Hingga akhirnya dia bertemu dengan gadis manis bernama Autumn
di scene akhir, dan dia benar-benar tau apa yang harus dia lakukan.



